Senin, 19 November 2012

PENGOLAHAN LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKIMIA


    Proses produksi batik banyak menghasilkan limbah cair berupa warna, sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan apabila di buang ke badan air. Salah satu industri penghasil limbah cair yang banyak terdapat di Yogyakarta adalah Industri tekstil/batik. Karena sebagian besar industri batik adalah industri kecil atau  home industry maka debit limbah yang dihasilkan tidak banyak tetapi menyebar.  Hal ini menyebabkan sebuah sistem pengolahan limbah batik secara terpusat sulit diaplikasikan, dan  pendekatan yang tepat adalah pengolahan sedekat mungkin dengan sumber pencemar.oleh karena itu, diperlukan elternatif untuk pengolahan limbah cair industri batik, salah satunya yaitu dengan menggunakan proses elektrolisis.
    berikut ini artikel yang membahas mengenai pengolahan limbah industri batik dengan elektrokimia:
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jtl/article/view/17548/17463
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:8U_kW8v9JO4J:bennysyah.edublogs.org/files/2007/04/makalah-warna-akin.doc+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgk0hSdF-2NzfAFH6LgnDqdBhRYKSAGhDayMMZTO0dfKW63ckrLMwrcC-5Ig5U8KgH9-xrHZ17dnNP7hDcLZeInhMrewnPTbndkRfcwoAbiL-vFfbuN5iqsE5-iGHqAyWfliHMz&sig=AHIEtbQ2YLkzZdX1QpEwfiEYuvgERFswkw


Ver receta completa...

MEMBUAT SABUN YANG BERSIH DARI NAJIS

Berikut ini adalah skripsi dari mahasiswa IPB tahun 2008 yang berjudul: TANAH STERIL DAN SABUN CAIR TANAH STERIL SEBAGAI BAHAN ANTI MIKROBA AIR LIUR ANJING

Pembuatan Sabun Cair Tanah Steril


Bahan-bahan yang digunakan:
Bahan yang digunakan dalam percobaan di Laboratorium Bakteriologi
adalah air liur anjing, tanah, aquadestillata steril, kristal violet, safranin, aceton
alkohol, KOH, reagens oksidase (2% alpha-naphtol dan 1% dimetil-pfenillendiaminoksalat),
reagens katalase (Larutan 3% H202), glukosa, sukrosa,
manitol, malosa, laktosa, sitrat, indol, Blood Agar, Mac Conkey Agar (MCA) dan
Simon's Citrat Agar (SCA), Plate Count Agar (PCA), Media Muller Hilton Agar,
kertas cakram, biakan bakteri air liur anjing dan tanah, paper disc 10 ml dan
kapas.
Bahan yang digunakan dalam perwbaan di Laboratorium Farmasi adalah
gom guar, asam sitrat, sodium klorida (NaCI), imidazolidinil urea, akuades,
butylated hydroxy toluene (BHT), sodium lauril suffat (SLS), cocoamido propil
betani, Quaterium-82, pewangi ,dan tanah steril untuk pembuatan sabun cair.

Proses pembuatan sabun cair tanah steril
Dilakukan dengan mencampur bahan-bahan sabun cair dengan tanah steril yang mempunyai konsentrasi bertingkat lo%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Secara nnci tahapan pembuatan sabun cair untuk menghasilkan 200 ml sabun cair adalah sebagai berikut :

1. Akuades sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam gelas piala 400 ml
kemudian dipanaskan menggunakan kompor listrik sehingga mencapai suhu
800C
2. Butylafed Hydroxy Toluene (BHT) sebanyak 0,04 g dimasukan kedalam gelas
piala 400 ml dan kemudian dimasukkan Sodium Lauril Sulfat (SLS) sebanyak
60 g sedikit demi sedikit agar lebih mudah dihomogenkan;
3. Campurkan 1 dan 2 di atas dihomogenkan selama 30 menit dengan
kecepatan yang stabil. Setelah itu didinginkan hingga mencapai 30%
4. Cocoamido Propil Betani (CAPB) sebanyak 6 ml, 4 ml Quaterium-82 dan 2 ml
pewangi dihomogenkan terlebih dahulu didalam gelas pialalOO ml dan
dimasukkan ke dalam campuran utama, kemudian dihomogenkan selama 5
menit.
5. Sodium Klorida (NaCI) sebanyak 4 g dilarutkan dalam 16 ml akuades untuk
menghasilkan larutan garam 20%(v/v). Larutan garam tersebut
dihomogenkan dengan 0,08 g lmidazolidinil urea (IU) di dalam gelas piala
100 ml dan dimasukan ke dalam campuran utama kemudian dihomogenkan
selama 5 menl.
6. Gom guar sebanyak 4 g dimasukkan kedalam campuran no. 5 sedikii demi
sedikii dan dihomogenkan selama 5 menit.
7. Asam sitrat 50% sebanyak 0,02 ml dimasukan ke dalam campuran no. 6
sedikii demi sedikit dan kemudian dihomogenkan selama 5 menit.
8. Kemudian selanjutnya dicampurkan tanah steril dengan konsentrasi
bertingkat lo%, 20%, 30%, 40%, dan 50%

Sumber: https://doc-08-90-docsviewer.googleusercontent.com/viewer/securedownload/m9dogu8roe3mdgub98k7u8p76ph89nfi/n93eifb6op6j4r2o879oiq7gi7ahsuui/1353241800000/Ymw=/AGZ5hq8byTM6JNB7cym4pXMX2wIV/QURHRUVTajZqcG5SVkdhZUNYMVhOMjBiQmpPakhjaU1CRnBWb2pDQUtqeENsYzR0bUVad0JleEpxU0JnNDdYZExFZGlneFJlQTBOczFLc0MxTUlyUVdoSmZ2NVhjS3JNWEZvak5FVDNfRnFrVm1NcFlyRkxqVzIxUVdNaVFyeTlRdW56OG5fVlJvbG8=?docid=74f311d5fcf13e7a2ae1fcc9198e057b&chan=EQAAAMxrsmtPrgS1RFSeT67eOR75Yb+z3E59gZTrCmdHGKFt&sec=AHSqidbi0YSCjJhBM19akDqXDhXzLKR0p30EBJWhTUhc1MplgmVM1p2yYf8JOFH-lQhnw05-D27X&a=gp&filename=B08aha1.pdf&nonce=f02mjstkm16fo&user=AGZ5hq8byTM6JNB7cym4pXMX2wIV&hash=nh8l0fcidgj191gvpiikpvc4fnonljdp

Ver receta completa...

PERMASALAHAN MEDIA MASSA DALAM ISLAM


GHAZWUL FIKRI
oleh Abu Fasih pada 22 Februari 2012 pukul 9:58
Ghazwul fikri berasal dari kata ghazw dan al-fikr, yang secara harfiah dapat diartikan “Perang Pemikiran”. Yang dimaksud ialah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala untuk meracuni pikiran umat Islam agar umat Islam jauh dari Islam, lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya. Upaya ini telah berlangsung sejak lama dan terus berlanjut hingga kini.
Ghazwul fikri dimulai ketika kaum salib dikalahkan dalam sembilan kali peperangan besar. Kemenangan kaum muslimin tersebut sangat spektakuler, sebab pasukan muslim yang diterjunkan dalam pertempuran berjumlah sedikit. Pasukan Khalid bin Walid, misalnya pernah berperang dengan jumlah tentara sekitar 3000 personil, sedangkan pasukan Romawi yang dihadapi berjumlah 100.000 personil, hampir 1 berbanding 35. Allah memenangkan kaum muslimin dalam pertempuran tersebut. Kekalahan demi kekalahan itu akhirnya menyebabkan kaum salib menciptakan taktik baru. Di bawah pimpinan Raja Louis XI, taktik baru tersebut dilancarkan. Caranya bukan lagi berupa penyerangan fisik, tetapi musuh-musuh Allah itu mengirimkan putera-putera terbaik mereka ke kota Makkah untuk mempelajari Islam. Niat atau motivasi mereka tentu bukan untuk mengamalkan, melainkan untuk menghancurkannya. Pembelajaran dengan niat jahat itu ternyata berhasil. Tafsir dikuasai, hadist dimengerti, khazanah ilmu Islam digali. Setelah sampai ke tahap dan tingkat ahli, para pembelajar Islam dari kaum Salib ini kembali ke Eropa, lalu membentuk semacam Research and Development (Penelitian dan Pengembangan) untuk mengetahui kelemahan umat Islam agar dapat mereka kuasai.

Kesungguhan mereka dalam mempelajari Islam tersebut memang luar biasa. Sampai dalam sejarah diungkapkan kisah seorang pembelajar Islam dari kaum salib yang rela meninggalkan anak istrinya hanya untuk berkeliling ke negeri-negeri Islam guna mencari kelemahan negeri-negeri Islam itu. Di antara pernyataan mereka ialah, “Percuma kita berperang melawan umat Islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka. Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Oleh karena itu, tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat Islam dari agama mereka, barulah kita mudah mengalahkan mereka.” Gleed Stones, mantan perdana menteri Inggris, juga mengatakan hal yang sama, “Percuma memerangi umat Islam, kita tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam al-Qur’an masih bergelora. Tugas kita kini adalah mencabut al-Qur’an hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka.”
Dalam konteks ini, al-Qur’an mengatakan, artinya, “Sesungguhnya setan bagi kamu merupakan musuh, maka perlakukanlah ia sebagai musuh. Sesungguhnya setan itu mengajak hizb (golongan) nya agar mereka menjadi penghuni neraka.” (QS. Faathir : 6).
Setan yang merupakan musuh umat Islam itu, menurut ayat 112 surat al-An’aam bukan hanya dari kalangan jin dan Iblis saja, tetapi juga dari kalangan manusia. Setan-setan manusia itu dahulu menghina dan memojokkan serta melecehkan Islam melalui lisan mereka dengan cara sederhana tanpa dukungan hasil teknologi canggih. Tetapi kini, penghinaan dan pemojokan serta pelecehan itu dilakukan dengan pers yang mempergunakan sarana modern yang super canggih. Di sisi lain, musuh-musuh Islam berupa setan manusia itu hebat dan licik. Struktur-struktur dan lembaga-lembaga Internasional, baik politik, mau pun ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, militer dan bidang-bidang penting lainnya hampir seluruhnya berada dalam genggaman mereka. Makanya perputaran roda organisasi dan lembaga-lembaga dunia itu sepenuhnya dapat mereka kendalikan secara sangat sistematis dan akurat tanpa disadari oleh mayoritas umat Islam, yang sebagiannya masih sangat lugu dan belum tersentuh oleh da’wah. Dalam bidang komunikasi, khususnya pers, misalnya, hampir seluruh sumber berita berada dalam ‘tangan’ mereka, baik yang berskala internasional maupun nasional. Maka tak dapat dibantah bahwa media massa yang didominasi atau dikuasai oleh kalangan yang anti Islam, yang melihat Islam sebagai ancaman bagi kepentingan politik dan ekonomi mereka, missi yang mereka emban tentu merugikan dan memojok kan Islam. Misalnya berupaya agar masyarakat dunia (terutama kalangan elitnya) membenci Islam dan menjauhinya, serta menanamkan keraguan dalam dada kaum muslimin akan kebenaran dan urgensi Islam di dalam hidup.
Keadaan ini diperburuk lagi oleh kenyataan bahwa di kalangan umat Islam, penguasaan terhadap ilmu komunikasi dan jurnalistik hingga saat ini masih jauh dari memadai. ‘Ulama dan orang-orang yang betul betul faham akan Islam secara benar dan kaffah, pada umumnya jarang yang menjadi jurnalis atau penulis. Apa lagi menerbitkan koran atau majalah yang benar-benar membawa misi dakwah dan perjuangan Islam. Sebaliknya wartawan dan penulis yang beragama Islam, termasuk yang berkaliber internasional yang mempunyai semangat sekali pun, banyak yang belum atau tidak memahami Islam secara benar dan kaaffah (totalitas). Artinya, upaya umat Islam meng-counter serangan musuh-musuh Allah itu nyaris tak ada. Di sisi lain, pers yang diterbitkan orang Islam banyak yang tidak memperjuangkan dan membela Islam, bahkan terkadang menurunkan berita yang memojokkan Islam. Sebab masih tergantung kepada kantor-kantor berita barat/kafir, yang memang selalu memburu berita yang sifatnya merugikan Islam. Padahal berita dari mereka menurut cara yang islami, harus terlebih dahulu ditabayyun (diseleksi), kalau tidak, bisa berbahaya bagi umat Islam. Namun untuk melakukan tabayyun, diperlukan pemahaman Islam yang benar dan universal serta penguasaan jurnalistik yang akurat dengan peralatan canggih. Sementara terhadap kedua hal itu para penulis Muslim belum betul-betul menguasainya secara baik. Ini salah satu di antara kelemahan-kelemahan dan keterbelakangan kita, umat Islam.
Al-Qur’an memberitahukan bahwa Nabi Sulaiman ’alaihis salam pernah menda’wahi ratu negeri Saba’ melalui tulisan (berupa sepucuk surat khusus), yang akhirnya ternyata berhasil gemilang dengan masuk Islamnya sang ratu. Kalau korespondensi da’wah sederhana antara Nabi Sulaiman ‘alaihis salam dengan ratu Saba’ ini boleh dikatakan termasuk bagian dari pers secara sederhana, maka pers dalam arti yang sempit berarti telah eksis pada zaman Nabi-nabi dahulu. Bukan hanya Nabi Sulaiman ’alaihis salam, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassallam pun dalam menda’wahkan Islam kepada raja-raja dan para penguasa suatu negeri pada zamannya, di antaranya mempergunakan tulisan berupa surat yang sederhana, tanpa dukungan hasil teknologi canggih seperti yang dikenal dunia pers kini.
Dalam dunia modern kini, pers ternyata menempati posisi sangat penting, antara lain, dapat membentuk opini umat. Bahkan sering dikatakan bahwa siapa menguasai pers, berarti dapat menguasai dunia. Kalau yang menguasai pers itu orang mukmin, yang benar-benar faham akan dakwah dan memang merupakan Da’i (dalam arti luas), maka pers yang diterbitkannya tentu tidak akan menurunkan tulisan-tulisan yang merugikan Islam, memojokkan kaum Muslim atau menyakitkan umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassallam. Tetapi kenyataan membuktikan, di dunia ini, tak sedikit pers yang menurunkan aneka bentuk tulisan yang substansi isinya bukan hanya memojokkan Islam dan menyakitkan hati kaum mu’min serta melecehkan al-Qur’an, tetapi lebih lagi dari hanya sekedar itu. Dan keadaan bisa bertambah buruk lagi, kalau para pemimpin umat Islam bukannya memihak Islam, tetapi justru memihak dan membela musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala. Na’udzu billaah min dzaalik!
Dahulu, para penjajah menyerang kaum Muslimin dengan senjata bom, meriam dan peluru, dan serangan itu hingga kini sebetulnya masih tetap berlangsung. Hanya yang dijadikan sasaran bukan lagi jasmani, tetapi aqidah ummat Islam. Salah satu tujuannya ialah bagaimana agar fikrah (ideologi) atau ‘aqidah umat Islam rusak. Tujuan paling akhir ialah bagaimana agar Islam dan umat Islam berhasil dihabisi riwayatnya dari bumi Allah subhanahu wata’ala ini. Serangan inilah yang disebut ghazwul fikr. Dan senjata yang dipergunakan bukan lagi bom atau peluru tetapi surat kabar, majalah, radio, televisi dan media-media massa lainnya, baik cetak mau pun elektronik, baik yang sederhana, mau pun yang super canggih. Untuk mengantisipasi atau mengimbangi serbuan ghazwul fikr (perang ideologi) itu, umat Islam antara lain harus mempunyai pers yang tangguh, yang dikelola oleh para Ulama dan jurnalis Muslim yang betul-betul faham Islam secara benar; dengan peralatan dan sarana teknologi yang memadai dan mampu menampilkan tulisan dan berita yang benar serta baik secara menarik dan bijaksana. Tulisan-tulisan yang diturunkan atau diproduksinya tentu harus menarik dan akurat bermisi Islam, agar dapat memberikan pemahaman tentang al-Islam yang benar kepada pembacanya, dan sekaligus diharapkan dapat meredam dan mengantisipasi serbuan pers sekuler,terutama yang tak henti-hentinya menyerang Islam dengan berbagai cara.
Satu hal lagi yang tidak boleh kita dilupakan adalah, munculnya musuh-musuh Islam dari dalam tubuh ummat Islam sendiri tanpa kita sadari. Misalnya adanya ‘tokoh’ Islam yang diberi predikat Kiyai Haji atau profesor doktor, yang konotasinya pembela Islam, sehingga dikira umat Islam, ia memang pembela Islam, padahal sebaliknya, termasuk dalam hal ini Jaringan Islam Liberal (JIL). Sebetulnya, ini merupakan cerita lama, sebab sejak zaman Nabi-nabi dahulu, selalu ada saja manusia-manusia yang mengaku Muslim, tetapi pada hakikatnya merongrong atau merusak bahkan menghancurkan Islam dari dalam. Kadang-kadang menimbulkan perpecahan di kalangan kaum Muslimin. Sebagian mereka mengaku beragama Islam, namun takut (phobi) kalau Islam berkembang dan eksis di muka bumi Allah subhanahu wata’ala yang fana ini. Kalau mereka menerbitkan buku, koran, majalah, tabloid dan sejenisnya, mereka takut menulis tentang Islam. Kalau pun toh menulis juga, isinya tentu dipoles, direkayasa sedemikian rupa, sehingga tidak mengungkapkan kenyataan yang harus diungkapkan, dan menyampai kan apa-apa yang seharusnya disampaikan. Na’udzu billaah min dzaalik! Mereka laksana musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan.
Mudah-mudahan Allah memberi kita kemampuan untuk menyeleksi bahan bacaan serta memilih media informasi yang kita dengar dan saksikan setiap hari. Dan yang tak kalah penting, semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan hati kita cinta terhadap Islam dan selalu menda’wahkan dan memperjuangkannya, sampai akhirnya Dia memanggil kita ke sisi-Nya selama-lamanya. Amin ya Rabbal ’alaimin

Sasarannya adalah:
a. Menggiring orang yang tipis pemahaman Islamnya hingga menuju kepada ke Kafiran.
b. Agar umat Islam mengikuti agama kafir.
c. Memadamkan cahaya Allah.

Metode yang digunakannya:
1. Membatasi penyebaran agama Islam:
a. Tasykik (Pendangkalan) atau keragu-raguan.
b. Tasywih (Pencemaran atau Pelecehan).
c. Tadhil (Penyesalan).
d. Taghrib (Pembaratan atau Westernisasi).

2. Menyerang Islam dari dalam:
a. Penyebaran paham sekularisme.
b. Penyebaran paham nasionalisme.
c. Pengrusakan akhlak umat Islam.
d. Penyusupan paham-paham sekte animisme dan dinamisme.
e. Pemutarbalikan pemahaman Islam yang lurus.

Sarananya:
a. Media massa (cetak dan elektronik).

Hasil dari Ghazwul Fikri :
1. Umat Islam menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Minder dan rendah diri.
3. Jadi ikut-ikutan.
4. Berpecah-belah.
Sumber: https://blognyafitri.wordpress.com/2012/02/22/ghazwul-fikri-oleh-abu-fasih/
Ver receta completa...

KOSMETIKA HALAL DAN HARAM DALAM ISLAM


    Jika anda tidak jeli bisa saja mencium Istri sendiri bisa jadi Haram (apalagi istri orang). Kenapa? Karena kalau yang dipakai istri anda adalah kosmetik Najis maka otomatis anda juga najis dan sholat anda tidak diterima, nah jika demikian maka mencium istri yang memakai kosmetik haram otomatis menjadi haram oleh karena itu agar tidak haram, pakai kosmetik halal.Dalam menggunakan kosmetika juga harus dipertimbangkan asal bahannya. Seperti halnya makanan dan obat-obatan, kosmetika juga harus jelas ketoyyiban dan kehalalannya. Pada banyak konsumen atau pengguna kosmetik, aspek kehalalan tidak menjadi perhatian, karena menganggap bahwa pemakaian kosmetika adalah diluar tubuh. Padahal, dapat saja kosmetika masuk ke tubuh melalui mulut. Apabila kosmetika hanya digunakan diluar tubuh, tetap saja harus diperhatikan aspek kehalalannya karena bahan-bahan untuk membuat kosmetika ada yang tergolong najis, seperti berasal dari bahan haram.
Hal ini didasarkan bahwa sumber-sumber kosmetika dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mikroba, sintetik kimia dan bahkan dari manusia.
Kaidah yang dipakai dalam memilih kosmetika halal adalah seperti memilih makanan halal. Apakah sumber bahan yang digunakan untuk membuat kosmetika adalah bahan halal ataukah haram. Adapun jenis makanan yang disebutkan keharamannya dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut:
Bangkai (daging binatang yang mati tanpa disembelih)
Darah (darah yang mengalir dari seluruh binatang, kecuali ikan)Daging babi (dan seluruh produk dari babi), Daging binatang yang disembelih dengan nama selain Allah
Hal tersebut diatas sesuai firman Allah SWT “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqoroh (2):173
Daging binatang yang tidak disebut asma Allah ketika disembelih.Allah SWT berfirman “Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatNya.” (QS. Al An’am (6):118
Khamr (minuman/makanan yang memabukkan serta turunannya. Allah SWT berfirman “ hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat kberuntungan.” (QS. Al Maidah (5):90.
Sedangkan jenis makanan yang disebutkan keharamannya dalam Al Hadist, antara lain
Makanan/minuman yang menjijikkan (jallalah). Segala hal yang menjijikkan (misalnya: cacing, bekicot, tikus,belatung, kecoa, ulat, dan lain-lain) tidak boleh dikonsumsi.
Daging binatang buas (yang bertaring dan berkuku tajam). Hal ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW melarang memakan semua binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku mencengkram. Misalnya: harimau, singa, ular, anjing, kucing, beruang dan lain-lain. .
Sifat bahannya
     Bahan kosmetika dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, sintetik kimia, mikroba dan manusia.
Proses pembuatannya
    Hal ini dimaksudkan bahwa proses pembuatan kosmetika tersebut apakah benar-benar dapat dijamin kehalalan dan ketoyyibannya.
Pengaruhnya pada penggunanya
    Apabila bahan-bahan kosmetika tersebut berasal dari bahan haram tentu saja hukumnya najis. Sedangkan jika kosmetika berasal dari bahan-bahan yang tidak aman atau berbahaya maka akan timbul efek samping bagi penggunanya.

TITIK KRITIS PENCEMARAN BAHAN HARAM DALAM KOSMETIKA
1. Plasenta


Plasenta Manusia
Plasenta adalah organ yang berbentuk vascular yang berkembang didalam uterus selama kehamilan. Merupakan penghubung antara kebutuhan janin calon bayi dengan ibunya. Karenanya plasenta merupakan bahan yang kandungan nutrisinya sangat kaya. Plasenta ada setelah proses persalinan atau melahirkan. Mengandung hormon yang dapat menstimulasi jaringan pertumbuhan yang kemudian di klaim mampu menghilangkan kerutan jika digunakan sebagai bahan kosmetika. Plasenta dapat berasal dari hewan (mamalia) seperti sapi, kambing, babi dan manusia. Plasenta mengandung larutan amniotic dan kolagen.
Penggunaan plasenta berefek untuk mencegah penuaan kulit, serta mampu meremaja-kan kulit, mengatasi keriput kulit, menghaluskan & melembutkan kulit, & membuat kulit lebih nampak segar sebagaimana layaknya kulit bayi. Biasanya pemakaian plasenta digunakan pada hand & body lotion maupun krim pemutih.

2. Cairan Amnion
• Definisi Amnion Adalah cairan ketuban (yang berada di sekitar janin dalam kandungan), berfungsi melindungi janin dari benturan fisik, berfungsi pula sebagai pelicin (lubricant) pada saat janin dilahirkan.
• Efek membantu melembabkan, melembutkan, serta menghaluskan kulit (mirip dengan plasenta).
• Pemakaian Amnion terbatas pada pelembab, lotion rambut, shampo, serta perawatan kulit & kepala.
• Bahan tersebut berasal dari hewani (sapi, babi).

3. Glyserin 
• Glyserin merupakan turunan lemak (hasil samping pembuatan sabun).Penggunaan dalam kosmetika karena berefek dalam membantu melembabkan, melembutkan, serta menghaluskan kulit.
• Pemakaian Glyserin pada hand & body lotion, sabun mandi, pelembab, krim, lip-stick, lip-glose, dan lain-lain.
• Bahan tersebut dapat berasal dari hewani (sapi, babi) & nabati (kelapa, sawit, dan lain-lain).

4. Kolagen
• Kolagen merupakan protein jaringan ikat yang liat & bening kekuning-kuningan, bila kena panas akan mencair menjadi cairan yang agak kental seperti lem.
• Bahan ini dapat berasal dari sapi, babi atau organ manusia.
• Pada kosmetik, kolagen memiliki efek melembabkan, karena kollagen tidak larut air, tetapi sebaliknya menahan air. Dalam kosmetika berefek dalam proses pertumbuhan sel (jaringan), sehingga sangat penting untuk proses regenerasi sel, menjaga kelenturan kulit, serta mencegah kekeriputan kulit.
• Pemakaian kolagen dalam kosmetika adalah untuk hand & body lotion, terutama pelembab.

5. Hormon
• Hormon yang biasanya dipakai dalam kosmetika adalah hormon estrogen, ekstrak timus, maupun hormon melantonin.
• Hormon tersebut dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan. Memberi kesan seakan pengguna lebih muda, lebih cantik, lebih segar, lebih atraktif/ceria, kulit lebih lembut seperti kulit bayi.
• Akan tetapi, hormon-hormon tersebut adalah animal origin hormonehewan haram (hormon yang berasal dari hewan), sehingga harus dipastikan berasal dari hewan halal atau bukan.

6. Asam Alfa Hidroksi (AHA)
• Asam Alfa Hidroksi (AHA) merupakan suatu senyawa kimia yang sangat berguna untuk mengurangi keriput dan memperbaiki tekstur kulit.
• Kosmetika yang menggunakan AHA akan membuat kulit terasa lebih halus, kenyal dan mantap.
• Pemakaian senyawa AHA banyak macamnya. Salah satu yang banyak dipakai adalah asam laktat (lactic acid). Akan tetapi, dalam pembuatannya, senyawa ini menggunakan media yang berasal dari hewan. Harus dipastikan apakah media yang dipergunakan adalah hewan halal atau hewan haram.

Sumber: http://akhwatkreatif.blogspot.com/2011/02/kosmetika-halal-dan-haram-dalam-islam.html
www.qultummedia.com



Ver receta completa...

TANAMAN YANG BERSIFAT KOAGULASI



Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (koagulan) ke dalam air kotor yang akan diolah. Dengan cara tersebut, partikel-partikel yang berada di dalam air akan menjadi suatu gumpalan yang lebih besar lalu mengendap, baru kemudian air di bagian atas yang bersih dipisahkan untuk digunakan keperluan sehari-hari. Namun demikian, zat kimia penggumpal yang baik tidak mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil. Andaipun ada, pasti harganya tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.
Salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah penggunaan koagulan alami dari tanaman, yang barangkali, dapat diperoleh di sekitar kita. Penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester, Inggris, telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan besar. Penelitian tersebut dipusatkan terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman tersebut banyak tumbuh di India bagian utara, tetapi sekarang sudah menyebar ke mana-mana ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman kelor dengan daun yang kecil-kecil. Selain itu, alternatif lain adalah dengan pemanfaatan Chitosan dan Chitin yang terdapat pada limbah udang.
Berikut tanaman-tanaman yang bersifat koagulasi :
Ver receta completa...

MASALAH LINGKUNGAN TERKINI



                 (1).  Pertumbuhan Penduduk : Ancaman Terbesar Masalah Lingkungan

Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Kalau populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas hidup manusia yang rendah.
Antara 1960 dan 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar, tergantung ada apa yang kita lakukan sekarang. Dapatkah anda bayangkan berapa banyak bahan pangan, lahan untuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk yang begitu banyak?
Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir.
Seperti kita ketahui populasi penduduk di Indonesia sangatlah padat, tertutama di daerah perkotaan. Ini dikarenakan banyaknya penduduk yang berpindah dari desa ke kota yang bertujuan mencari pekerjaan. Nah, dari hal inilah awal mulainya lingkungan menjadi terancam dengan penduduk yang mencari tinggal di pinggiran sungai, yang sering membuang sampah sembarangan terutama ke aliran sungai yang mengakibatkan air sungai menjadi tercemar dan dampak nyata yang terlihat adalah munculnya penyakit dan banjir.
Ver receta completa...

Minggu, 18 November 2012

PENCEMARAN ELEKTRONIK????


Sampah Elektronik: Didaur Ulang atau Dibuang ke Negara Berkembang?
    
     Usaha untuk mendaurulang sampah elektronik menghadapi masalah karena dalam prosesnya sulit dan beresiko tinggi terhadap para pekerja, serta menghasilkan produk-produk sekunder yang beracun. Sebagai contoh, proses extruding dalam kegiatan daur ulang plastik dari sampah elektronik dan proses recovery logam menghasilkan PBDE, dioksin, dan furan. Di Swedia contohnya, para pekerja yang bekerja di fasilitas daur ulang sampah elektronik, setiap harinya terekspos PBDE yang lepas ke udara sehingga darahnya mengandung PBDE tujuh puluh kali lipat dibandingkan dengan para medis di rumah sakit.
    Pembakaran sampah elektronik di insinerator juga sangat berbahaya karena menghasilkan dioksin dan logam berat. Senyawa polyvinylchloride (PVC), biasanya terdapat di kabel dan body barang elektronik, ketika dibakar akan membentuk polychlorinated dibenzodioxins (dioksin) dan polychlorinated dibenzofurans (furan), suatu senyawa yang bersifat persisten, terakumulasi secara biologis, dan bersifat karsinogen. 
    Selain itu, dioksin juga mengganggu sistim hormon, mempengaruhi pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan sistim kekebalan tubuh. Diketahui pula bahwa slag, fly ash, flue gas dan filter cake yang dihasilkan dari pembakaran sampah elektronik mengandung logam berat yang tinggi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika insinerator sampah, seperti yang berada di Kanada dan AS, menjadi sumber utama pencemaran dioksin dan logam berat di udara. 
    Mengingat resiko dan sulitnya mendaurulang sampah elektronik, beberapa negara maju membuang barang elektronik yang sudah ‘kedaluwarsa’ sebelum jadi sampah, seperti komputer, ke negara sedang berkembang atas nama barang elektronik second. Bagi negara pengimpor untuk sementara memang diuntungkan dengan barang elektronik harga murah meriah, tapi dalam jangka panjang harus menanggung beban pencemaran lingkungan B3 dari komponen-komponen rongsokan elektronik. Sedangkan negara pengekspor mendapatkan keuntungan lingkungan terbebas dari B3 dan penghematan anggaran dimana biaya ekpor bisa lebih murah 10 kali lipat daripada mendaurulangnya.
    Ekspor produk elektronik atau limbah B3 dari negara maju ke negara-negara sedang berkembang tentu saja sangat memprihatinkan sehingga pada tahun 1989 masyarakat dunia menyusun Konvensi Basel tentang Transboundary Movement of Hazardous Waste for Final Disposal untuk menghentikan negara-negara maju yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) membuang limbah B3 lintas negara. Indonesia telah meratifikasi Konvensi Basel pada tanggal 12 Juli 1993 melalui Keppres No. 61/1993 dalam rangka mencegah masuknya limbah B3 karena Indonesia juga merupakan salah satu sasaran pembuangan limbah B3. Saat ini negara yang telah meratifikasi Konvensi Basel berjumlah 164 negara.
    Pertemuan para pihak Konvensi Basel, bulan Maret 1994, telah melarang semua ekspor limbah B3 untuk pembuangan akhir dari negara industri ke negara non-OECD. Para pihak juga memutuskan melarang semua ekspor limbah B3 untuk keperluan daur ulang dan reklamasi, termasuk untuk bahan baku, mulai 31 Desember 1997. Namun demikian, kegiatan ekspor-impor limbah B3 termasuk sampah elektonik terus berlanjut. Berbagai lobi ekspor-impor komputer second tetap dilakukan oleh AS, misalnya, terhadap beberapa negara seperti Cina dan Taiwan. Hal itu tentu saja bertentangan dengan Konvensi Basel dan mengundang reaksi keras para aktivis lingkungan dunia.
SUMBER :http://sriwahyono.blogspot.com/2010/07/sampah-elektronik-didaur-ulang-atau.html

PENCEMARAN LIMBAH ELEKTRONIK
Coba kita hitung, berapa banyak peralatan elektronik yang sudah tidak terpakai lagi tapi masih tersimpan di rumah. Mungkin berupa radio, kipas angin, kalkulator, pemutar DVD, televisi, komputer, pemutar MP3, atau bahkan ponsel-ponsel jadul yang sudah tidak layak pakai. Semua itu tersimpan atau terselip di antara barang-barang lain yang masih kita pakai sehari-hari.
Rumah tangga kita bukan satu-satunya. Di dunia diperkirakan ada sekitar 20 – 50 juga ton sampah elektronik per tahun. Amerika Serikat menjadi penghasil sampah terbanyak yakni 3 juta ton, disusul Cina dengan 2,3 juta ton. Masalahnya, ke mana lainnya limbah itu? Ada kenyataan mengejutkan bahwa 70% sampah itu dibuang ke negara miskin dan negara berkembang, Indonesia menjadi salah satunya.
Membuang sampah elektronik begitu saja ke tempat pembuangan sampah, jelas bukan tindakan bijak. Karena sampah semacam ini mengandung sekitar seribu material yang sebagian besar dikategorikan sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3).. Ada unsur-unsur seperti logam berat (merkuri, timbel, kromium, kadmium, arsenik, dsb), PVC, dan brominated flame-retardants. Apabila di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah ditangani secara tidak tepat, akibatnya sungguh merugikan manusia dan lingkungan.
Jika sampah yang mengandung logam berat ini dibakar, akan muncul polusi udara (mengandung timbel) yang sangat berbahaya. Tumpukan sampah yang mengalami dekomposisi dan tercampur dengan air, juga dapat masuk ke tanah dan menyebabkan pencemaran air tanah. Pencemaran yang diakibatkan oleh berbagai unsur ini akan merusak sistem saraf, mengganggu sistem peredaran darah, ginjal, perkembangan otak anak,  cacat bawaan, efek racun, alergi, sampai kerusakan DNA.
Dampak mengerikan itu bisa saja sampai ke kita juga. Seperti polybrominated biphennyls (PBB) dari sampah elektronik, begitu terlepas ke lingkungan akan masuk ke rantai makanan. Makhluk hidup yang ada di tanah atau perairan seperti hewan ternak dan hewan laut akan tercemar. Padahal, ada kemungkinan hewan tersebut akan dimasak, lalu tersaji di piring kita. Walau tersaji lezat, misalnya dengan bumbu saus padang, tetap saja ada unsur pencemarannya.
Mengamankan sampah elektronik di rumah bia dilakukan dengan cara mengumpulkannya di satu tempat. Misalnya di sebuah kardus atau kotak container plastik. Jangan sampai tidak terkontrol atau berserakan agar tidak terbuang begitu saja atua malah menjadi mainan dari anak-anak. Kita tidak bisa menjamin faktor keamanannya jika barang-barang semacam itu sampai di tangan anak-anak.
Solusi sementara, kita bisa menjual barang-barang elektronik kepada pedagang barang bekas, untuk dimanfaatkan kembali. Karenya nyatanya, sampah elektronik masih dapat dimanfaatkan kembali oleh kalangan tertentu. Kini pedagang barang bekas umumnya mencari barang yang spesifik, misalnya bekas komputer, televisi, atau ponsel. Bahkan jika jumlahnya cukup banyak mereka bersedia menjemput. Maka tak ada salahnya kita mengumpulkan secara kolektif dengan warga lain di lingkungan tempat tinggal.
Solusi yang benar adalah melibatkan produsen barang-barang elektronik melalui program extended producer responsibility  (EPR). Produsen sebagai penjualnya hendaknya memiliki komitmen untuk mengambil kembali produk mereka yang tidak terpakai untuk meminimalisir pencemaran lingkungan. (Intisari)
Ver receta completa...
Anterior Inicio

Sample Text

About

Blogger news

Anggota Kelompok

dariziva 06 adalah Ricky Gunawan, Qotrun Nada, Fauziah Fajru Rachma, dan Nur Azizah Agustianih.

BTricks

Blogger templates

Featured Video

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Followers

About Me

Foto saya
kami beranggotakan 4 orang yang merupakan mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Kimia, angkatan Tahun 2010..tepatnya sekarang sedang menjalankan tugas sebagai mahasiswa/i semester 5... sejarah hadirnya blog ini berawal dari salah satu tugas mata kuliah Kimia Lingkungan dengan Pak Adi Riyadhi, M.Si selaku dosen kami..kami menggunakan nama dariziva.06 ini karena merupakan singkatan dari masing-masing personel, mw tau ??? cekidot :D da: Qotrun Nada ri: Ricky Gunawan zi: Nur Azizah Agustianih fa: Fauziah Fajru Rachma dan 06 karena kami kelompok 6..hhe semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari blog kami ini..
 
Dari Kami, Untuk Kita Semua Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo